Alhamdulillah pada hari Jum’at, 13 Oktober 2023 telah diadakan gelar Aksi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan ini berlokasi di GOR Moh. Thaha yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X. Gelar aksi P5 kali ini mengambil tema yaitu kearifan lokal yang bertajuk “Lestarikan Budaya Lokalku”.

Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan korlas, siswa-siswi kelas XI dan XII, serta turut mengundang sekolah lain untuk meramaikan kegiatan ini. Gelar aksi P5 ini merupakan puncak dari kegiatan pembelajaran P5 yang dilaksanakan di semester satu tahun pelajaran 2023-2024. Selama empat bulan ini siswa-siswi telah melaksanakan rangkaian pembelajaran P5 mulai dari pengenalan projek, menentukan kreasi seni yang akan ditampilkan, pemberian materi baik secara kuis dan diskusi, pembuatan proposal kegiatan, observasi secara langsung ke TMII, adanya sidang proposal, latihan persiapan, hingga puncak aksinya. Dari hasil pembelajaran P5 ini, akhirnya menghasilkan karya-karya siswa yang luar biasa berupa seni kreatif yang layak untuk diberikan apresiasi dalam sebuah pertunjukan.

Berbagai kreativitas dan karya siswa dipertunjukkan dalam kegiatan kali ini. Terdapat 6 jenis kreasi seni siswa yang sangat “apik” dikemas dalam sebuah pertunjukan budaya. Kreasi seni yang ditampilkan tersebut diantaranya yaitu :

Kelompok 1 – Rumah Gadang Sumatra Barat

Kelompok 2 – Rumah Adat Tagog Anjing Jawa Barat

Kelompok 3 – Kesenian Palang Pintu DKI Jakarta

Kelompok 4 – Tari Mapadendang Sulawesi Selatan

Kelompok 5 – Tari Mojang Priangan Jawa Barat

Kelompok 6 – Dindin Badindin Sumatra Barat

Kelompok 7 – Kesenian & Permainan DKI Jakarta

Kelompok 8 – Tari Manasai Kalimantan Tengah

Kelompok 9 – Upacara Pernikahan Panggih Jawa Tengah

Pembuka dari acara ini yaitu tarian P5 yang ditampilkan oleh beberapa perwakilan siswa-siswi kelas X. Tarian ini mewakili 6 karakter P5 yang harus dimiliki oleh siswa-siswi diantaranya berakhlak mulia, berbhinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Memasuki penampilan pertama diawali dari Rumah Gadang Sumatra Barat, Rumah Gadang termasuk dalam bentuk Kearifan lokal berwujud nyata (tangible). Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak jumpai di Sumatra Barat, Indonesia. Rumah Gadang memiliki filosofi tersendiri di masyarakat. Maka dari itu kearifan lokal tetaplah sebagai peruwujudan budaya yang tidak boleh hilang begitu saja dan harus dilestarikan.

Kreasi berikutnya yang ditampilkan dalam pertunjukan ini adalah Tarian Dindin Badindin Sumatra Barat. Tari Dindin Badindin atau yang lebih dikenal dengan Tari Indang ini merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Tarian Dindin Badindin merupakan kombinasi antara kebudayaan Minangkabau dan Islam. Tarian Dindin Badindin di populerkan oleh Syekh Buharuddin pada abad ke-13 di Sumatera Barat.

Dilanjut dengan Upacara Pernikahan Panggih Jawa Tengah, pada umumnya tidak akan dilewatkan oleh pengantin Jawa Tengah ketika menggelar pernikahan. Upacara panggih dilakukan pada awal sebelum resepsi pernikahan dilakukan atau pesta pernikahan berlangsung dan dilakukan sebelum para pengantin duduk di pelaminan sampai berada di pelaminan Apabila dilihat dari bahasa, kata panggih dalam bahasa Jawa berarti ‘bertemu’. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa upacara panggih merupakan rangkaian acara yang akan mempertemukan mempelai wanita dan pria sebagai sepasang suami istri yang sah baik dari agama maupun pencatatan sipil. Upacara panggih bermakna agar pasangan yang baru menikah dapat menjalani kehidupan rumah tangga mereka dengan bahagia dan sejahtera diiringi restu dari kedua orang tua dan sanak saudara.

Tidak kalah menarik ada juga penampilan Tari Mapadendang Sulawesi Selatan. Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta pascapanen pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dalam menanam padi kepada yang maha kuasa. Tarian Mappadendang adalah salah satu warisan asli kebudayaan suku bugis yang diadakan untuk menyatukan rasa kebersamaan antara petani dan masyarakat sekitar.

Selanjutnya ada kesenian dan permainan DKI Jakarta. Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di dalamnya. Permainan tradisional perlu kita kembangkan demi ketahanan budaya bangsa, karena kebudayaan merupakan nilai luhur bagi bangsa Indonesia. Betawi merupakan wilayah yang banyak mempunyai permainan tradisional, seperti permainan congklak, ular naga, tarian ondel-ondel dan masih banyak lagi permainan tradisional lainnya.

Tidak lupa dengan Kesenian Palang Pintu DKI Jakarta yaitu merupakan tahapan dari prosesi pernikahan adat Betawi yang menggabungkan unsur laga pencak silat, adu pantun, hingga pembacaan ayat suci Al-Quran dan shalawat. Tradisi palang pintu menyimbolkan ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk meminang pihak  perempuan. Jawara dari daerah asal laki-laki harus bisa mengalahkan jawara yang berasal dari daerah tempat tinggal perempuan.

Selain itu ada juga Rumah Adat Tagog Anjing Jawa Barat yang berasal dari suku sunda ini memiliki rumah dengan nama yang sangat unik, nama yang sangat unik ini berasal dari filosofi atap rumah adat tersebut yang berbentuk seperti anjing yang sedang duduk. Dalam bahasa sunda juga tagog artinya duduk dan anjing adalah hewan, maka dari itu arti kata tagog anjing adalah anjing yang sedang duduk.

Ada juga Tari Mojang Priangan Jawa Barat salah satu tari yang bersumber dari seni Tari Jaipong. Tari jaipong sendiri sudah banyak dikenal orang-orang sebagai salah satu kesenian khas tanah sunda. Tarian ini berasal dari dua kata yaitu Mojang dan Priangan. Setiap gerakan dalam Mojang Priangan memiliki makna dan pesan tersendiri. Mereka dapat menggambarkan kegembiraan, kelembutan hati, atau mengisahkan kisah tertentu. Melalui gaya gerakan yang indah dan koheren, Tari Mojang Priangan berhasil mengekspresikan keanggunan dan keperempuanan dalam budaya Sunda.

Penampilan terakhir dari kelompok Tari Manasai Kalimantan Tengah adalah salah satu jenis tari pergaulan yang ada pada masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Tari ini merupakan tari yang melambangkan kegembiraan. Tari ini biasanya diadakan untuk menyambut tamu-tamu pemerintahan yang tiba di Kalimantan Tengah. Penutup kegiatan yaitu adanya flashmob yang dibawakan oleh semua siswa-siswi kelas X.

Tema kearifan lokal ini diambil guna menanamkan pada diri siswa akan cinta budaya daerah. Seiring dengan perkembangan zaman tidak dapat dipungkiri bahwa generasi Z saat ini sudah tidak tertarik untuk mempelajari budaya daerah. Sehingga dengan adanya P5 yang menggambil tema kearifan lokal ini dapat memperkenalkan kembali kearifan lokal di sekitar siswa sehingga akan lebih menghargai budaya daerah dan diharapkan nantinya akan tetap dapat mengembangkan dan memperkenalkan budaya daerah mereka ke dunia luar.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *